Selasa, 25 Januari 2011

Terbaik tuk Kita Sendiri.




Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mohon perhatikan dialog Ini :

 *PERTANYAAN: Apakah disyaratkan adanya ridha istri pertama dalam berpoligami? Al-Lajnah Ad-Daimah lil Ifta ditanya: Tidak diragukan lagi bahwa Islam membolehkan adanya poligami, maka apakah diharuskan bagi suami untuk meminta keridhaan istri pertama sebelum menikahi istri kedua?

JAWABAN: Tidak wajib bagi suami bila ingin menikah dengan istri kedua harus ada keridhaan istri pertama. Akan tetapi termasuk dari akhlak yang baik dan pergaulan yang harmonis untuk menjadikan senang hati istri pertama dengan cara meringankan baginya hal-hal yang bisa menyakitkan, yang ini termasuk dari tabiat wanita dalam permasalahan poligami.


Caranya yaitu dengan wajah yang berseri-seri, ucapan yang manis, dan dengan hal-hal yang bisa memudahkan keadaan, seperti pemberian sejumlah barang untuk mendapatkan ridhanya. (Majalah Al Buhuts Al Islamiyyah 2/67)

Sah hukum pernikahannya, tapi Dusta dosanya pada Istri pertama.

(Sumber : Fatwa-Fatwa Ulama Ahlus Sunnah seputar Pernikahan. Penerbit Qaulan Karima Purwakerta. Terjemah kitab : Fatawa Al Jami’ah Lil Mar’atil Muslimah. Bab Nikah Wathalaq. Penterjemah : Abu Abdirrahman Muhammad bin Munir. Cet. I Okt. 2005) *
                               -------------------------------------------------------------------------------------------------------

Segala sesuatu niat jika dilakukan karena nafsu,  adalah dosa, ...
Jika ingin mengikuti sunnah nabi,.. masih banyak amalan ibadah yang lainnya yang lebih utama, kenapa hanya memilah poligaminya saja.

menunda memberi tahu istri bahwa ia telah menikah lagi,  termasuk dusta.

Bahkan berbohong  dalam Islam dipandang sebagai salah satu sifat kekufuran dan kemunafikan. Di dalam Al-Qur'an Alloh SWT berfirman: "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah mereka yang tidak mengimani (mempercayai) tanda-tanda kekuasaan Alloh. Mereka adalah kaum pendusta." (An-Nahl: 105)

Beliau bersabda: "Empat hal jika semuanya ada pada seseorang ia adalah munafik semurni-murninya munafik. Jika satu di antara yang empat itu ada pada dirinya maka padanya terdapat saru sifat kemunafikan hingga ia dapat membuangnya; Jika berbicara ia berduta, jika diberi amanah ia khianat, jika berjanji ia melanggar dan jika membantah ia berbohong." (HR. Bukhori Muslim)

Rasulullah SAW memberi kelonggaran berdusta kecuali dalam tiga hal: [1] Orang yang berbicara dengan masud hendak mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya (mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga)." (HR. Muslim).

Maksud-nya seperti dialog ini : (afwan, ternyata hidangan itu tidak enak) maka si suami boleh berbohong dengan mangatakan hidangannya enak tapi kok kurang asin ya bu...., coba bayangkan kalo si suami berkata jujur.   suami mengkritik secara terbuka makanan yang dengan susah payah dimasakan oleh istrinya bahwa ini tidak enak lah, kurang anulah. akan menjadi lebih baik jika suami mengatakan makanan ini sangat lezat (meskipun pada kenyataannya memang tidak) hanya saja mungkin perlu tambahan ini dan itu.
Dalam arti keharmonisan rumah tangga tuk menuju keluarga sakinah,tidak dalam arti kan membuat penderitaan istri dan anaknya di kemudian hari.Banyak contoh kita dapati di lingkungan kita, bisa ambil kesimpulan sendiri,apakah bahagia istri dan anaknya,coba tanyakan ?
Hati kita memahami hal ini .. ...,bagaimana rasanya jika ayah kita sendiri kawin lagi, ketika kita masih kecil dan ibu sehat walafiat ???

peringatan Allah ta'ala berikut ini: “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.”(QS. An-Nahl {16}:105).

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang  terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (TQS. An Nur:11)

Mana yang harus di dahulukan,jika keterangannya sangat jelas, Al-Quran atau hadist ???
Banyak orang yang sudah tahu bahwa berbohong adalah perbuatan dosa. Sebagian orang takut untuk berbohong karena takut akan siksa neraka. Namun banyak juga yang tetap melakukannya dengan berbagai macam alasan pembenaran diri.
Karena berbohong lama2 ketahuan juga ,akan menyakitkan istri pertama.
Tauladan Rasulullah Dalam kehidupan berkeluarga......
(adakah berbohong  ?,.. saat nabi menikah lagi,kenapa setengah2
dalam memahami dan menjalankan sunnah poligami ?).

Memahami dan menyadari  betul (hati – hati dalam hal ini ),akan banyak kebohongan yang terjadi,berbohong :  ya ..  tetap Dusta  =  Polygami  banyak konflik interestnya = (hindari godaan nafsu) , lebih utama menyantuni anak yatim & jihadFisabilillah  itu ibadah dengan pahala yang Utama ...pertahankan Aqidahmu.

 Rasulullah SAW bersabda dalam sebuahHadist yang diriwayatkan oleh Syaikhani, Imam malik, Abu Dawud, At-Tirmidzi,An-Nasa'I dari Sahl bin sa'd As-Sa'idi, dari Rasulullah SAW bersabda:

"أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَقَالَبِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى"

"Aku dan pengasuh anak yatim di surga begini, kemudian beliyaumengisyaratkan dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah". HR. BukhoriMuslim.

 Maka siapa saja yanghidup bersama mujahidin, ia adalah orangmulia dan berhak mendapatkan pahala di dunia serta kebaikan pahala akhirat. Bagi yang meninggal atau terbunuh,ia akan menuju surga.

 Nabi Shollallohu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,

(يُعْطَى الشَّهِيْدُ سِتَّ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ بِأَوَّلِ قَطْرَةِ دَمٍمِنْ دَمِهِ , وَيَرَى مَقْعَدَهُ فيِ اْلجَنَّةِ, وَيُكْسَى حُلَّةً مِنَاْلإِيْمَانِ, وَيُزَوَّجُ بِثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ,وَيُوْقَى فِتْنَةَ الْقَبْرِ, وَيُؤْمَنُ مِنَ اْلفَزَعِ اْلأَكْبَرِ)

"Orang yang mati syahid diberi enam perkara: Dosanya di ampuni ketika pertama kalidarahnya menetes, diperlihat-kan tempatnya di surga, diberi pakaian keimanan,dinikahkan dengan 72bidadari bermata jeli (huurun 'Iin), dilindungi dari fitnah kubur, dan diamankan dari kegoncangan harikebang-kitan."

Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam juga bersabda,

(إِنَّ فِي الْجَنَّةِ لَمِائَةَ دَرَجَةٍ مَا بَيْنَ الدَّرَجَةِوَالدَّرَجَةِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ أَعَدَّهَا اللهُ تَعَالىَلِلْمُجَاهِدِيْنَ فيِ سَبِيْلِهِ)

"Sesungguhnya di surga ada 100 derajat, jaraksatu derajat dengan derajat lainnya sama dengan jarak langit dan bumi, yang Alloh Ta'ala sediakanbagi para mujahidin dijalan-Nya." [2]

Inilah ketinggian derajat disurga sejauh 50.000tahun [3]perjalanan, bagi orang-orang yang berjihad..."

 ...بِسْمِاللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik(surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang dudukdengan pahala yang besar," (QS.4:95).



Hingga Syaikhul Islam mengatakan,

"Para ulama juga telah sepakat –sejauh yang kuketahui— tidak adaamalan sunnah yanglebih baik daripada jihad; jihad lebih baik dari pada ibadah hajji, puasa, dansholat, yang sunnah.Berjaga diperbatasan (ribath) lebih baik daripada tinggal di Mekkah, Madinah, atau Baitul Maqdis.Sampai-sampai Abu Huroiroh ra mengatakan: Sungguh berjaga-jaga (ribath) di jalan Alloh satu malamsaja lebih aku sukai dari pada aku berada di samping Hajar Aswad ketika Lailatul Qodar.

Di sini, beliaulebih memilih ribath satu malam daripada beribadah di malam terbaik dan di jengkal tanah terbaik."

 Menyadari dan saling mengingatkan,tuk senantiasamembaca AlQuran,dan mengamalkannya,ibadah dan ahlak sesuaiAlQuran&Hadist,dengan sholat wajib tepat waktu dan perbanyak sholat&puasa sunnah,menjaga keluarga tuk sakinah,mendidik anak-anak& anakyatim,dan Husnul-Khotimah.keluarga sakinah Mawaddah wa Rahmahadalah sumber dari segala sumber pahala ALLAH Allah Subhanahu Wa Ta'ala..    

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ ڪَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَہُمُ ٱلَّذِى ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّہُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنً۬ا‌ۚ يَعۡبُدُونَنِى لَا يُشۡرِكُونَ بِى شَيۡـًٔ۬ا‌ۚ وَمَن ڪَفَرَ بَعۡدَ ذَٲلِكَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ

 "Allah menjanjikan orang-orang yang beriman dan beramal soleh dari kalangan kamu (wahai umat Muhammad) bahawa Dia akan menjadikan mereka khalifah-khalifah yang memegang kuasa pemerintahan di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka: Khalifah-khalifah yang berkuasa dan Dia akan menguatkan dan mengembangkan agama mereka (agama Islam) yang telah diredhaiNya untuk mereka; dan Dia juga akan menggantikan bagi mereka keamanan setelah mereka mengalami ketakutan (dari ancaman musuh). Mereka terus beribadat kepadaKu dengan tidak mempersekutukan sesuatu yang lain denganKu dan (ingatlah) sesiapa yang kufur ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang durhaka." (SURAH AN NUR:55).

Manusia memang tidak ada yang luput dari kesalahan dan kekhilafan. Tidak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, tapi janganlah ini menjadi satu alasan bahwa manusia wajar melakukan kekhilafan dengan selalu mengulangi perbuatan yang salah. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa yang telah lalu. Dan selalu melindungi kita dari segala sifat yang tercela.
Amin Ya Allah ,Ya Robbillalamin...


Semoga bermanfaat ... ..
Wallahu A'lam Bish-shawab, Wassalamu 'Alaikum WarahmatullahiWa Barakatuh.


~Budiman Helly~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar